PROPOSISI
Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi
pengakuan atau pengingkaran sesuatu predikat terhadap suatu yang lain, yang
dapat dinilai bener atau salah.
contoh proposisi yang dikelompokkan berdasarkan ;
1. Bentuk : a. Tunggal = proposisi yang memiliki 1subjek dan predikat
Contoh (saya sedang belajar bahasa indonesia)
b. Majemuk = proposisi yang memiliki 1subjek dan lebih dari 1predikat
Contoh (Adik belajar menghafal dan menulis)
2. Sifat : a. Kategorial = Proposisi dimana hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh (Semua kursi diruangan itu berwarna coklat)
b. Kondisional= Proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh (Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah)
Kondisional dibagi menjadi dua yaitu;
1. kondisional hipotesis
(Jika gayus dipenjara,maka masyarakat akan senang)
2. kondisional disjungtif
(Gusdur adalah kyai atau Ilmuwan)
3. Kualitas : a. Positif/Afirmatif = Proposisi dimana predikatnya membenarkan subjeknya.
Contoh (Semua dokter adalah orang pintar)
b. Negatif = Proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh (Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut)
4. Kuantitas : a. Universal = Proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya.
Contoh (Semua mahasiswa memiliki KTM)
contoh proposisi yang dikelompokkan berdasarkan ;
1. Bentuk : a. Tunggal = proposisi yang memiliki 1subjek dan predikat
Contoh (saya sedang belajar bahasa indonesia)
b. Majemuk = proposisi yang memiliki 1subjek dan lebih dari 1predikat
Contoh (Adik belajar menghafal dan menulis)
2. Sifat : a. Kategorial = Proposisi dimana hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat apapun.
Contoh (Semua kursi diruangan itu berwarna coklat)
b. Kondisional= Proposisi dimana hubungan subjek dan predikatnya membutuhkan syarat tertentu.
Contoh (Jika saya lulus ujian,Ayah akan memberikan hadiah)
Kondisional dibagi menjadi dua yaitu;
1. kondisional hipotesis
(Jika gayus dipenjara,maka masyarakat akan senang)
2. kondisional disjungtif
(Gusdur adalah kyai atau Ilmuwan)
3. Kualitas : a. Positif/Afirmatif = Proposisi dimana predikatnya membenarkan subjeknya.
Contoh (Semua dokter adalah orang pintar)
b. Negatif = Proposisi dimana predikatnya tidak memerlukan subjeknya.
Contoh (Tidak ada seekor gajah pun yang seperti semut)
4. Kuantitas : a. Universal = Proposisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari subjeknya.
Contoh (Semua mahasiswa memiliki KTM)
PREMIS
Premis ialah pernyataan yang
digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Merupakan kesimpulan yang ditarik
berdasarkan premis mayor dan premis minor. Subjek pada kesimpulan itu merupakan
term minor. Term menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak
boleh terdapat pada kesimpulan. Perlu diketahui, term ialah suatu kata atau
kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P).
Contoh:
1. Semua cendekiawan adalah manusia pemikir
2. Semua ahli filsafat adalah cendekiawan
3. Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir
TERM
Term adalah kata atau
sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri. Jenis kata seperti itu disebut kata
kategorimatis. Mis. : bunga, burung, pohon (term tunggal), orang tua asuh,
pencinta lingkungan hidup (term majemuk).
Contoh:
Jenis-Jenis Term:
1. Dalam kaitan
dengan pengertian (arti yang dikandungnya):
Term Univok (satu
kata, satu pengertian) : karyawan, pelanggan, guru, manager.
Term Ekuivok (satu
kata, lebih dari satu pengertian): genting, bulan, bait, pasar.
Term Analog (satu
kata, pengertian bisa sama bisa berbeda): ada, suap, sehat.
2. Dalam kaitan
dengan jumlah kata:
Term Tunggal: gunung,
manusia, kejahatan.
Term Majemuk: Kereta
api, lapangan sepak bola, CEO, TQM, BKIA, KPKPN.
3. Term ditinjau dari
luasnya:
Term Singular:
mengatakan tentang satu hal tertentu
Term Partikular:
mengatakan tentang sebagian
Term universal:
mengatakan tentang seluruh luasnya.
4. Berdasarkan
sifatnya:
Term Distributif:
berlaku untuk setiap anggota
Term Kolektif:
berlaku pada sesuatu sebagai satu kesatuan
5. Berdasarkan
fungsinya dalam proposisi dan silogisme:
Term subyek
Term predikat
Term menengah /
terminus medius
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi
Macam-macam Penalaran, Penalaran ada
dua jenis yaitu :
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif
adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang
bersifat umum (Smart,1972:64). Penalaran ini lebih banyak berpijak pada
observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah
proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata
menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Inilah alasan
eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi.
Contoh :
-Harimau berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
2. Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang
beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan
yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van Dalen:6) menyatakan bahwa
penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich certain things being posited,
something else than what is posited necessarily follows from them”. pola
penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada penalaran deduktif
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini
tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan
kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan
kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan
kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
-Laptop adalah barang elektronik dan
membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik
dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
kesimpulan ---> semua
barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
|